Peran perempuan dalam politik selalu menjadi topik yang menarik untuk dibahas. Beberapa orang berpendapat bahwa peran perempuan dalam politik dapat mengubah paradigma yang ada, namun ada pula yang menganggapnya hanya sebatas wacana belaka.
Menurut Prof. Dr. Siti Musdah Mulia, seorang ahli gender dan Islam, peran perempuan dalam politik adalah sangat penting. Beliau menekankan bahwa “perempuan memiliki peran yang besar dalam menciptakan perubahan positif dalam dunia politik.” Namun, sayangnya hingga saat ini masih banyak yang meragukan kemampuan dan kapasitas perempuan dalam berpolitik.
Peran perempuan dalam politik sebenarnya telah diakui dalam berbagai peraturan dan konvensi internasional. Misalnya, dalam Konvensi Penghapusan Diskriminasi terhadap Wanita (CEDAW) yang telah diratifikasi oleh Indonesia pada tahun 1984, peran perempuan dalam politik diakui sebagai hak asasi manusia yang harus dilindungi dan dipromosikan.
Namun, meskipun telah ada regulasi yang mengatur tentang peran perempuan dalam politik, nyatanya masih banyak hambatan yang dihadapi oleh perempuan dalam berkarir politik. Beberapa faktor seperti stereotip gender, budaya patriarki, dan minimnya dukungan dari partai politik masih menjadi kendala utama bagi perempuan untuk terlibat dalam dunia politik.
Meskipun demikian, beberapa perempuan berhasil membuktikan bahwa mereka mampu berperan secara aktif dalam politik. Seperti yang diungkapkan oleh Hillary Clinton, “Perempuan memiliki kapasitas yang sama dengan pria dalam memimpin dan mengambil keputusan politik. Yang dibutuhkan hanyalah kesempatan dan dukungan yang sama pula.”
Dengan demikian, peran perempuan dalam politik seharusnya tidak hanya sebatas wacana belaka. Dibutuhkan upaya nyata dari semua pihak untuk mendukung dan memberikan kesempatan yang sama bagi perempuan untuk berpartisipasi dalam dunia politik. Sehingga, peran perempuan dalam politik dapat benar-benar mengubah paradigma yang ada dan membawa perubahan positif bagi masyarakat.