Menjaga kesadaran politik mahasiswa merupakan hal yang sangat penting dalam membangun generasi muda yang cerdas dan kritis. Peran pendidikan dan media sosial menjadi kunci utama dalam membentuk kesadaran politik tersebut.
Menurut Prof. Dr. Azyumardi Azra, pendidikan memiliki peran yang sangat vital dalam membentuk kesadaran politik mahasiswa. Dalam bukunya yang berjudul “Pendidikan Multikultural: Konsep, Strategi, dan Aplikasi”, beliau menyatakan bahwa pendidikan harus mampu membentuk pemikiran kritis dan analitis pada mahasiswa agar mereka bisa memahami isu-isu politik yang terjadi di sekitar mereka.
Selain pendidikan, media sosial juga turut berperan dalam menjaga kesadaran politik mahasiswa. Menurut Dr. Rachmat Kriyantono, seorang pakar komunikasi dari Universitas Indonesia, media sosial memiliki kekuatan untuk menyebarkan informasi secara cepat dan luas. Dengan memanfaatkan media sosial, mahasiswa dapat terus mengikuti perkembangan politik dan memberikan pendapat mereka.
Dalam menjaga kesadaran politik mahasiswa, mahasiswa juga perlu aktif dalam diskusi dan debat mengenai isu politik. Prof. Dr. Anies Baswedan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, menegaskan pentingnya mahasiswa untuk terlibat dalam diskusi politik. Menurut beliau, melalui diskusi, mahasiswa dapat memperluas wawasan dan pemahaman mereka terhadap isu-isu politik yang sedang berkembang.
Tidak hanya itu, partisipasi mahasiswa dalam berbagai kegiatan politik juga merupakan bentuk nyata dari menjaga kesadaran politik. Menurut data dari Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia, partisipasi mahasiswa dalam pemilu dan berbagai kegiatan politik lainnya terus meningkat dari tahun ke tahun.
Dengan demikian, menjaga kesadaran politik mahasiswa membutuhkan peran penting dari pendidikan dan media sosial. Melalui pendidikan yang berkualitas dan pemanfaatan media sosial secara bijak, diharapkan mahasiswa dapat menjadi agen perubahan yang cerdas dan kritis di tengah dinamika politik yang terus berkembang.