Peran media dalam politik Indonesia masa kini memegang peranan yang sangat penting dalam membentuk opini masyarakat terhadap para pemimpin dan kebijakan yang diambil. Media massa, baik cetak maupun elektronik, memiliki kekuatan besar dalam memengaruhi pandangan publik.

Menurut Pakar Politik dari Universitas Indonesia, Dr. Ikrar Nusa Bhakti, “Media massa dapat menjadi alat yang sangat efektif dalam memperkuat citra seorang politisi atau partai politik di mata masyarakat. Namun, sebaliknya, media juga bisa menjadi bumerang jika tidak dikelola dengan baik.”

Dalam konteks politik Indonesia, media massa seringkali digunakan sebagai sarana untuk memperkuat atau melemahkan posisi politik seseorang. Ketika seorang politisi mendapat liputan positif dari media, citra dan popularitasnya bisa meningkat dengan cepat. Namun sebaliknya, jika media memberitakan hal negatif tentang seorang politisi, reputasinya bisa hancur dalam sekejap mata.

Sebagai contoh, pada Pemilu 2019 lalu, peran media dalam politik Indonesia sangat terlihat dalam proses kampanye dan debat capres-cawapres. Berbagai stasiun televisi dan portal berita online menjadi tempat yang strategis bagi para kandidat untuk menyampaikan visi dan misi mereka kepada publik.

Namun, tidak semua pihak merasa bahwa peran media dalam politik selalu positif. Sebagian orang berpendapat bahwa media massa seringkali terlibat dalam politik praktis dan kepentingan tertentu, sehingga informasi yang disampaikan bisa menjadi bias dan tidak objektif.

Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk cerdas dalam menyikapi informasi yang diberikan oleh media massa. Sebaiknya selalu melakukan cross-checking informasi dan tidak mudah terpancing emosi oleh narasi yang disajikan.

Dengan demikian, peran media dalam politik Indonesia masa kini memang sangat signifikan. Sebagai masyarakat, kita perlu bijak dalam mengonsumsi informasi yang disediakan oleh media massa agar tidak terjebak dalam polarisasi politik yang tidak sehat.