Kontroversi politik masa Orde Baru memang tak pernah lekang oleh waktu. Sejarah gelap yang melibatkan kekuasaan dan penindasan terhadap oposisi menjadi sorotan utama dalam periode tersebut. Dampaknya pun terasa hingga saat ini, mempengaruhi arah kebijakan politik di Indonesia.
Menurut sejarawan politik, Bambang Widodo, “Kontroversi politik masa Orde Baru merupakan bagian penting dari perjalanan politik Indonesia. Kekuasaan yang terlalu sentralistik dan penindasan terhadap kebebasan berpendapat menjadi ciri khas dari rezim tersebut.”
Salah satu tokoh yang terlibat dalam kontroversi politik masa Orde Baru adalah Soeharto. Kepemimpinannya yang otoriter dan korupsi yang meluas menjadi bukti nyata dari kekuasaan yang tidak terkendali. Menurut peneliti politik, Ahmad Santosa, “Soeharto merupakan simbol dari kekuasaan absolut yang memicu ketegangan politik di masa itu.”
Dampak dari kontroversi politik masa Orde Baru juga terasa dalam pembangunan demokrasi di Indonesia. Menurut analis politik, Andi Widjajanto, “Kultur otoriter yang dibangun oleh rezim Orde Baru masih terasa hingga sekarang. Masyarakat cenderung enggan untuk mengkritisi pemerintah dan lebih memilih untuk patuh terhadap kebijakan yang ada.”
Meskipun telah berlalu puluhan tahun, kontroversi politik masa Orde Baru tetap menjadi bahan pembelajaran bagi generasi muda Indonesia. Sejarah gelap tersebut menjadi cermin bagi kita semua agar tidak mengulangi kesalahan yang sama. Seperti yang dikatakan oleh aktivis hak asasi manusia, Usman Hamid, “Kita harus belajar dari masa lalu agar tidak terjerumus ke dalam otoritarianisme yang sama.”
Dengan memahami sejarah dan dampak kontroversi politik masa Orde Baru, diharapkan masyarakat Indonesia dapat membangun demokrasi yang lebih kuat dan menjaga kebebasan berpendapat sebagai salah satu pilar utama dalam sistem politik negara ini.