Peninggalan politik masa Orde Baru masih terasa kuat di Indonesia hingga saat ini. Kebijakan-kebijakan yang diterapkan saat itu masih mempengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat, terutama dalam ranah politik dan sosial.
Salah satu peninggalan politik masa Orde Baru yang masih terasa hingga kini adalah sentralisasi kekuasaan. Pemerintah pada masa tersebut cenderung memiliki kontrol yang kuat terhadap segala aspek kehidupan masyarakat, mulai dari politik hingga ekonomi. Hal ini membuat praktik korupsi dan nepotisme semakin merajalela, karena kekuasaan terpusat pada segelintir orang.
Menurut Dr. Philips J. Vermonte, seorang pakar politik dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS), peninggalan politik masa Orde Baru telah menciptakan paradigma kekuasaan yang sulit untuk diubah. “Kebijakan-kebijakan yang diterapkan pada masa Orde Baru telah menciptakan budaya otoritarianisme dan ketidaktransparanan dalam pemerintahan,” ujarnya.
Salah satu contoh nyata dari peninggalan politik masa Orde Baru yang masih mempengaruhi Indonesia saat ini adalah korupsi. Menurut data dari Transparency International, Indonesia masih terus berjuang dalam memberantas korupsi, yang diakibatkan oleh sistem politik yang masih terpengaruh oleh kebijakan masa lalu.
Selain itu, peninggalan politik masa Orde Baru juga terlihat dalam bentuk polarisasi politik yang semakin meningkat. Dr. Arbi Sanit, seorang ahli politik dari Universitas Indonesia, menyatakan bahwa “praktik politik yang dibangun pada masa Orde Baru telah menciptakan pemisahan yang jelas antara pendukung rezim dan oposisi, sehingga sulit untuk menciptakan dialog yang konstruktif dalam menjalankan pemerintahan.”
Dalam menghadapi peninggalan politik masa Orde Baru yang masih mempengaruhi Indonesia saat ini, diperlukan langkah-langkah yang tegas untuk melakukan reformasi politik dan memperbaiki sistem pemerintahan. Dengan demikian, diharapkan Indonesia dapat melangkah menuju arah yang lebih baik dan meraih kemajuan yang lebih baik di masa depan.